Selamat datang di Kawasan Penyair Aceh Terima kasih atas kunjungan Anda

Minggu, 14 Oktober 2007

Muhammad Natsir (Nasir A.NF)




Lahir di Samalanga, Aceh, 27 Maret 1988. Puisi-puisinya sering dimuat di media massa lokal dan luar negeri seperti Colere, The Towa Review dan Khasanah Budaya. Sering melakukan pementasan teater dan puisi bersama Komunitas Seni Seulawah (KSS) NAD serta Sanggar Matahari (Jakarta) di Graha Bakti Budaya (TIM) sejumlah tempat kesenian di Jakarta dan Sumatera Utara, serta sering pementasan teater dan pembacaan puisi ke sekolah-sekolah di Banda Aceh dan Aceh Besar. Puisinya Koeta Raja pernah dibacakan di Phuket, Thailand dan Negeri Kelantan Malaysia. Mendapat undangan dari Perintah Jerman (Eropa) bagian Negara Amerika (Panama dan Las Vegas), serta pembacaan Puisi di Gothe Institut (pusat kebudayaan Jerman). Pernah menjadi penyiar radio swasta daerah. Sekarang lagi menyiapkan Novel Andaikan Ku Bercinta Dengan Aljabar yang diluncurkan di Indonesia. Salah satu puisinya :


Pasir-pasir Barzanzi

Sketsa-sketsa dunia visual barzanzi
Sumpah angin dan ombak
Terikat firman alam Tuhan
Karang terjepit onggok dosa
Murka menganga langit merah menyala
Sebagai episontrik yang terus berlanjut
Camar putih memanggil nama Tuhan.

Neraka dan surga itu
Adalah sambungan episode
Dalam naskah baik buruk dunia
Atas sumpah angin dan ombak
Terus mengikis pasir-pasir dosa
Berkilau, semakin memutih

Deru menyatu dalam sedu sedan
Hikayat pasir-pasir barzanzi
Tidak lagi terdengar di pesisir Alif
Menggumpal menjadi dongeng batu !
Yang menerjang pintu barzah

Pigura meluntur usang
Antara bongkah-bongkah tajam
Jerat membingkai
Dengan memose tanah berpasir itu

Kini …
Terdengar bisik-bisik sumbang
Membawakan
Hikayat pasir-pasir barzanzi
Yang berujung kalimat ampuh
Setelah Mungkar dan Nangkir
Mengusik tidur panjang
Para tanah yang berdosa

Banda Aceh, 2005

Cut Uswatun Khasanah ZA



Lahir di Aceh Besar, 3 Juli 1989. Nama panggilan Usyana Kekaswa - nasha. Siswa Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Kesdam IM Banda Aceh. Menulis puisi sejak di MTs.S namun puisi - puisinya belum terpublikasikan ke media massa. Ia juga menggeluti seni tari yang tergabung dalam kelompok tari Cakra mata. Di samping menempa diri di bidang teater di Teater Bola dan Kueta Raja Intertaimen. Ia melengkapi kesukaannya berkesenian di bidang nyanyi yang tergabung dalam Maetsro Orcestra dan Bintang Opera. Salah satu puisinya :



Tragedi Tsunami

Jerit yang membelah-belah sunyi
Dalam gemuruh pasang bandang
Gelombang ganas meluluhlantakkan
Isi negri yang elok

Acehku meu bae’-bae’
Acehku meu bae’-bae’
Acehku meu bae’-bae’

Gedung, rumah
Perahu,pepohonan
Dan apa saja rata dengan tanah
Beribu nyawa melayang
Dalam gulungan angin dan gelombang
Tak ada satu pun yang tersisa
Kecuali maut yang bergelimpangan

Acehku meu bae’-bae’
Acehku meu bae’-bae’
Acehku meu bae’-bae’

Dari ujung khatulistiwa
Hatiku tafakur :
Atas kehendak-Mu
Kembalikan Acehku


Aceh, 2005