Selamat datang di Kawasan Penyair Aceh Terima kasih atas kunjungan Anda

Sabtu, 09 Oktober 2010

Rosni Idham





Lahir di desa Sawang Manee Kabupaten Aceh Barat (sekarang Na-gan Raya), 6 Maret 1953. Karyanya dimuat di berbagai media Banda Aceh, Medan, Jakarta dan Malaysia. Antologi tunggalnya Sawang Manee Erat Sekejap (1988) dan bersama antara lain : Antologi Penyair Aceh (1982), Nuansa Dari Pantai Barat (1993), Seulawah (1995), Antologi Sastrawan Asean, Puisi Indonesia (1987),Titia Laut II (Malaysia,1991), Nafas Tanah Rencong (1990), Musim bermula (2001), Ziarah Ombak (2005), Tsunami Note Book (2005).Kegiatan kesenian yang diikuti antara lain : Dialog uatra di kedah,Malaysia (1991), Hari Puisi Malaysia XV di Langkawi, Malaysia (2000), Hari Puisi Dunia (2002), Mengikuti Festival Internation Pembaca dan Penulis tahun 2005 di Ubud Bali.Seniman yang minta pensiun dini, kini menggeluti dunia bisnis, aktif di LSM, terlebih pasca gempa dan Tsunami Desember 2004 sangat focus pada kegiatan kemanusiaan dan pemberdayaan pengungsi. Di dunia politik sempat dua priode mengantarkan kekursi DPRD Kabupaten Aceh Barat. Sebagai pemakalah di berbagai seminar dan lokaharya dan dia juga sebagai Juara Lomba Motivator Nasional 2005. Salah satu puisinya :



Bunga Setaman

(kepada anak-anakku korban tsunami)


Pagi ini
Ketika aku memandang orang-orang memetik bunga di taman
Lalu meletakkannya di air kolam yang mengalir jernih
Dan mengalir seiring senyum semekar sukma
Berdegup aku tiba-tiba
Bergoncang kencang dada gemuruh
Telah gugur bunga-bungaku yang tumbuh
Di bawah siraman alir peluh

Tuhan,
Sinar kesadaran menyentak jiwa
Engkau titipkan bunga-bunga itu
Sebagai amanah atas kepercayaan Mu
Kewajibanku memelihara dan memupuknya
Dengan siraman kasih segenap cinta
Hari demi hari bunga-bungaku tumbuh mekar
Harumnya menebar
Dalam pelukan manik embun yang segar

Bunga setaman, wahai ….
Mengalirlah bersama kebeningan air mata kami
Tersenyumlah bersama keagungan cinta illahi
Menziarahimu dengan rangkaian do’a
Butir hujan adalah kain kafan
Hanya yang Maha Tahu yang kenal pusaramu

Bunga-bungaku, wahai …
Disisinya engkau adalah kesuma
Damailah dalam pelukan Kasihnya
Ikhlas kami melepas
Selamat jalan bunga-bungaku
Di gapura Syurga kita bertemu

Meulaboh, 26 Januari 2005

Samsuddin






Lahir di Arul Gele, 17 September 1979. Sekarang ia tercatat sebagai mahasiswa UMUHA.
Salah satu puisinya:

Kotaku Hilang Diterjang Tsunami

Indahnya kota tertata rapi
Datang mala petaka takdir Ilahi
Merenggut nyawa penduduk pribumi
Hancurkan seketika tanpa basa-basi

Mungkin kita sedang di uji
Atau malah kita kadang dibenci
Sadarlah wahai penduduk pribumi
Sebab dunia bukan milik kita pribadi

Biarlah badai berlalu dibumi pertiwi
Namun dunia ikut menangisi untuk pribumi ini
Bersabarlah bagi orang yang ditinggal pergi
Tingkatkan iman untuk ibadah yang hakiki

Renungkanlah tragedy tsunami
Air laut meluap menyapu bumi pertiwi
Harta yang kita junjung tinggi
Namun sayang bukan menjadi penolong abadi

Carilah karunia Tuhan untuk dipuji
Mintalah apa yang kita kehendaki
Janganlah berlarut sedih karena bencana ini
Tersenyumlah untuk membangun kembali

Banda Aceh, 3 Februari 2005