Selamat datang di Kawasan Penyair Aceh Terima kasih atas kunjungan Anda

Jumat, 04 Maret 2011

FATHURRAHMAN HELMI


FATHURRAHMAN HELMI, putra pertama pasangan Helmi Hass dan D. Kemalawati, lahir di Meulaboh, Aceh Barat, 21 Juni 1995. Saat ini, tercatat sebagai siswa Kelas II SMP 6 Banda Aceh. Mantan murid SD 24 Lampineung, Banda Aceh ini memublikasikan puisinya di koran lokal dan sering diundang membaca puisi pada even-even kesenian dan kebudayaan di Banda Aceh Antologi Puisi Tunggalnya Aku, Bola dan Sepatu penerbit Lapena ( Institute for Culture and Society ).


KOTAKU KINI

Aku memandang sekelilingku
betapa indah kotaku kini
duka telah hilang
kedamaian abadi akan datang

siapa yang telah membuat ini semua
siapa yang telah membuat kami senang
mungkin tak ada yang dapat aku berikan
hanya terima kasih tak terhingga

coba kau lihat kawan-kawan
jalan, jembatan, gedung, fasilitas dan lain-lainnya
itu adalah kerja keras mereka
yang tak mengenal lelah

mungkin hanya terima kasih dan senyum mengembang
yang dapat kami berikan
mungkin selebihnya hanyalah Tuhan
yang akan membalas jasa kalian
sekali lagi terima kasih

Banda Aceh, 19 November 2008


BUMI

Aku di sini terpaku
menatap tanah yang tandus
bumi ini sedang sakit
akibat ulah manusia

anggap saja bumi ini bagai manusia
makin tua makin keriput

di bumi inilah aku hidup
di sinilah tempat aku mencari makan
namun para manusia biadab
memakai tangannya
untuk mengotori bumi

malang memang nasibmu bumi
wahai manusia-manusia tak ada akal
jangan kau rusak bumi ini
hanya untuk kesenanganmu
karena yang akan menanggung akibat
pastinya kau juga

tolong selamatkan bumi ini
karena kita juga membutuhkannya

Banda Aceh, 20 November 2008


SEPAK BOLA

Aku berlari
Tak tentu arah
Terus menendang
Bagaikan senapan yang memuntahkan peluru

Gawang yang kuincar
Dengan semangat menggebu
Walau tidak gol
Aku akan terus berusaha

Bola yang bergelinding
Bagaikan hidup yang terus berlanjut
Tak ada kata menyerah
Sebelum pertandingan usai

Banda Aceh, 20 November 2008


15 TAHUN PERKAWINAN
AYAH DAN BUNDA

Ayah dan bundaku
Semua pengorbananmu sangat berarti bagiku
Di saat suka engkau menemaniku
Di saat duka pun engkau tetap menemaniku

Ayah dan bundaku
Setiap kata-katamu akan selalu kuingat
Walau aku tak di sampingmu
Aku tetap mengingatnya

Ulang tahun perkawinanmu
Bagaikan angin segar yang menerpa jantungku
Semoga engkau orang tua yang dapat ku banggakan sampai akhir hayatku

Terima kasih ayah dan bunda

Banda Aceh, 19 November 2008


MAHA DUKA ACEH

Aceh dukamu adalah dukaku
Aceh kau selalu bersedih
Apakah kau tak bisa berhenti menangis
Kau harus tegar menghadapi semua ini

Aceh dukamu adalah dukaku
Tersenyumlah kembali Aceh
Di dalam damai dan tenteram
Bersama kasih dan sayang

Medan, 22 September 2005

Tidak ada komentar: